EX-POSE.NET : Latest-Trusted-Objective | Berita Terkini - Terbaru - Terpercaya
Garut, ( 11/25 )– Inspektorat Daerah Kabupaten Garut menggebrak upaya pencegahan korupsi dengan menyelenggarakan kegiatan edukasi masif sebagai puncak peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (HAKORDIA) tahun 2025. Tidak sekadar seremonial, kegiatan ini menargetkan langsung 50 pejabat strategis dan pengelola anggaran yang dinilai memiliki risiko tinggi, sejalan dengan Surat Edaran Pimpinan KPK Nomor 16 Tahun 2025.
Inspektur Daerah Kabupaten Garut, Didit Fajar Putradi, menyatakan kegiatan ini merupakan “langkah nyata memitigasi risiko korupsi sejak dini.”
Target Tepat Sasaran: Dari Kepala Dinas hingga Kepala Sekolah
Berbeda dengan sosialisasi umum, peserta tatap muka dipilih berdasarkan analisis faktor risiko yang ketat. 50 peserta kunci ini meliputi:
* 33 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (PPTP)
* Para Camat
* Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ)
* Kepala Sekolah SD/SMP
* Kepala Puskesmas
* Perwakilan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI)
“Pemilihan peserta ini krusial. Mereka adalah simpul-simpul pengelolaan anggaran dan pelayanan publik yang harus memiliki imunitas integritas tertinggi,” jelas Didit.
Tak hanya 50 orang tersebut, jangkauan edukasi diperluas secara daring (online) yang diikuti oleh lebih dari 100 peserta tambahan, mencakup seluruh Camat, Kepala SD, Kepala SMP, dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Garut, memastikan pesan antikorupsi tersampaikan secara merata di seluruh lini pelayanan publik.
Ekspansi ke Level Desa, Siap Digelar Bulan Depan
Menyadari potensi kerawanan di tingkat desa, Inspektorat Garut segera mengambil langkah lanjutan.
“Insya Allah bulan depan kita agendakan khusus untuk kepala desa se-Kabupaten Garut bersama dengan Direktorat Diklat Anti Korupsi dari KPK,” tambah Didit, menggarisbawahi komitmen untuk memperkuat tata kelola dana desa yang besar.
Inovasi Edukasi Anti Korupsi Garut Sepanjang 2025
Inspektorat Garut juga melaporkan portofolio upaya edukasi antikorupsi yang inovatif sepanjang tahun 2025, membuktikan Garut tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga pada pembangunan budaya integritas:
* Edukasi Menyeluruh di Tingkat SMP: Menargetkan siswa, guru, dan tenaga kependidikan sebagai investasi integritas jangka panjang.
* Film Pendek Edukasi: Memproduksi konten visual untuk penguatan integritas dan antikorupsi, memanfaatkan media populer agar pesan lebih mudah diserap.
* SARIPATI (Sosialisasi Risiko dan Penguatan Integritas): Program daring mingguan yang diselenggarakan setiap hari Senin, ber-e-sertifikat, dan setara dengan 2 Jam Pelajaran (JP) untuk ASN, menjadikan edukasi antikorupsi sebagai agenda rutin pembinaan pegawai.
Dengan pendekatan yang strategis, terukur, dan inovatif, Kabupaten Garut menunjukkan keseriusan dalam memerangi korupsi, menjadikan HAKORDIA sebagai momentum untuk memperkuat fondasi integritas birokrasi dari hulu hingga hilir.(C.S)
