Ancaman Bahaya yang Perlu Diketahui Saat Terjadinya Bencana Banjir, Selain Binatang Buas Seperti Ular, Aliran Listrik PLN, Luapan Septitank
EXPOSE NET | Banjir adalah fenomena alam yang terjadi ketika air menggenangi area yang biasanya kering, dan biasanya diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi, penyuapan air dari saluran sungai, atau penggundulan hutan yang berlebihan. Banjir dapat timbul dengan cepat, dalam kondisi tertentu dikenal sebagai banjir bandang, atau terjadi secara perlahan setelah curah hujan terus-menerus. Ketika banjir terjadi, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh lingkungan secara fisik, tetapi juga memiliki konsekuensi yang luas untuk masyarakat.
Penyebab utama terjadinya bencana banjir di Indonesia seringkali terkait dengan faktor cuaca, namun juga dipengaruhi oleh kerusakan lingkungan seperti penggundulan hutan dan urbanisasi yang tidak terkendali. Misalnya, hujan lebat selama musim hujan dapat menyebabkan sungai meluap, sementara drainase kota yang tersumbat memperparah masalah. Dalam data yang dirilis oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada tahun 2022, Indonesia mengalami lebih dari 800 kejadian banjir, yang menantang kapasitas penanggulangan bencana di berbagai daerah.
Pentingnya pemahaman mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh banjir tidak bisa diremehkan. Banjir tidak hanya menyebabkan kerugian materi yang signifikan, seperti perusakan infrastruktur dan kehilangan harta benda, tetapi juga dapat merugikan kesehatan masyarakat dengan penyebaran penyakit. Secara keseluruhan, pemahaman yang mendalam tentang banjir sangat penting bagi masyarakat untuk mempersiapkan dan merespons risiko yang ada, serta mencari solusi berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan.
Bencana banjir dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Salah satu ancaman utama adalah munculnya berbagai penyakit, yang dapat menyebar melalui air yang terkontaminasi dan lingkungan yang tidak bersih. Menurut data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 2,5 miliar orang di seluruh dunia terancam terpapar risiko kesehatan akibat pencemaran air, yang sering kali dipicu oleh bencana alam, termasuk banjir. Penyakit seperti diare, leptospirosis, dan infeksi kulit dapat menyebar lebih cepat di daerah yang terkena dampak banjir, karena ketersediaan layanan kesehatan yang terbatas serta kualitas sanitasi yang buruk.
Selain itu, banjir juga dapat menyebabkan pencemaran sumber air bersih. Ketika banjir melanda, limbah dari pabrik, kotoran hewan, dan limbah domestik dapat mencemari sungai dan sumur, sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit. Contohnya, pada tahun 2020, banjir di Jakarta menyebabkan lonjakan kasus diare hingga 25% dibandingkan dengan periode sebelumnya. Data ini menunjukkan bahwa masyarakat perlu meningkatkan kesadaran atas bahaya kesehatan yang mungkin timbul setelah terjadinya bencana banjir.
Lebih jauh lagi, dampak emosional yang ditimbulkan oleh bencana banjir tidak boleh diabaikan. Stres, kecemasan, dan depresi sering muncul akibat kehilangan tempat tinggal, harta benda, dan anggota keluarga. Menurut survei yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Kesehatan Indonesia, sekitar 30% responden yang mengalami bencana banjir melaporkan gejala kecemasan dan depresi pasca-bencana. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan organisasi masyarakat untuk menyediakan dukungan psikologis bagi mereka yang terdampak, agar dapat meminimalkan dampak emosional dari situasi krisis tersebut.
BACA HALAMAN BERIKUTNYA >