‘Siapa Pembunuh UMKM’, Ini Penjelasan Adian Napitupulu?

‘Siapa Pembunuh UMKM’, Ini Penjelasan Adian Napitupulu

EX-POSE.NET, Bali – Sekretaris Jenderal Persatuan Nasional Aktivis (PENA) 98 Adian Napitupulu menyatakan dirinya merupakan salah satu penggemar barang bekas. Tidak hanya pakaian bekas tapi juga bahan bangunan, furniture, dan lain sebagainya.

Table of Contents

“Bahkan genteng bekas, dan saya membangun desa wisata dan rumah berlantai marmer, pagar stainless, besi WF dari bekas bongkaran rumah dan gudang,” katanya melalui keterangan tertulisnya di Bali pada Sabtu (18/3/2023).

“Membeli bahan bangunan bekas bagian dari komitmen menyelamatkan bumi. Dengan mengurangi sekian meter pemotongan gunung marmer dan mengurangi penebangan pohon untuk furniture,” tambahnya yang juga sebagai Anggota DPR RI fraksi PDI Perjuangan.

Ia mengungkapkan, gerilya pakaian bekas khusus nya jaket kulit menjadi hiburan tersendiri untuk dirinya. Bahkan dia menganggapnya sebagai wisata yang menyegarkan karena menemukan banyak model unikm Yang tidak di dapat di mall, pasar bahkan di Tanah Abang sebagai pasar pakaian terbesar di asia tenggara.

“Kalau di katakan bahwa pakaian Thrifting itu membunuh UMKM maka ijin saya mau bertanya, data apa yang digl gunakan para menteri itu?,” tanya Adian.

Karena menurut data Asosiasi Pertekstilan Indonesia, impor pakaian jadi dari negara Cina menguasai 80 persen pasar di Indonesia.

“Kita ambil contoh pada tahun 2019 impor pakaian jadi dari Cina 64.660 ton. Sementara menurut data BPS pakaian bekas impor di tahun yang sama hanya 417 ton atau tidak sampai 0,6 persen dari impor pakaian jadi dari Cina, pada tahun 2020 impor pakaian jadi dari Cina sebesar 51.790 ton,” katanya.

Sementara jka di nyatakan tidak membayar pajak, maka itu juga bisa di perdebatkan. Karena data di atas adalah data BPS yang tentunya juga harus tercatat juga di bea cukai.

“Dari seluruh angka di atas maka sesungguhnya UMKM kita di bunuh siapa. Mungkin urut-urutannya seperti ini, UMKM 80 persen di bunuh pakaian jadi impor dari Cina. Sementara pakaian jadi impor Cina saat ini tidak di bunuh, tapi sedang di gerogoti oleh pakaian bekas impor,” ujar Adian.

Jadi siapa sesungguhnya yang di bela oleh Menteri Perdagangan dan Menteri Koperasi UMKM. Industri pakaian jadi di negara Cina atau UMKM Indonesia, ayo kita sama sama jujur.

“Kenapa para menteri itu berlomba-lomba mengejar, membakar dan menuduh pakaian bekas itu menjadi tersangka tunggal pelaku pembunuhan UMKM. Kenapa para menteri itu tidak berupaya mengevaluasi peraturan dan jajarannya. Untuk memberi ruang hidup lebih besar, melatih cara produksi, cara marketing. Bahkan kalau perlu membantu para UMKM itu menerobos pasar luar negeri. Sekali lagi, mencari kambing hitam memang jauh lebih mudah dari pada memperbaiki diri,” tegasnya.

Di akhir Adian menuturkan, dari data di atas tidak menemukan argumentasi rasional upaya pemburuan pelaku Thrifting. Selain dari permintaan para importir pakaian jadi yang menguasai 80 persen pasar Indonesia.

“Atau jangan-jangan perintah bumi hangus pakaian bekas ini permintaan istri pejabat yang tidak rela ada tukang ojek online yang pakai sepatu merk Bally. Dan mbak pedagang sayur yang pakai jaket Balenciaga atau mungkin anak para pejabat penggemar Rubicon protes keras ketika montir bengkel tempat ganti oli ternyata pakai kaos Branded,” celotehnya.

“Semoga nanti tidak ada kasus orang miskin di pukuli karena pakai baju branded yang dia beli di Gede Bage atau Pasar Senen. Yang kebetulan sama warna, merek dan motif dengan baju branded anak pejabat pemilik Rubicon itu. Konon anak pejabat kaya sering tersinggung berat kalo dapat saingan. Akhir kata semoga para menteri tidak memberi data dan cerita yang tidak benar pada Presiden. Terkait dampak pakaian bekas impor terhadap UMKM dan dampak pakaian baru impor dari negara Cina,” tutup Adian Napitupulu.

Penulis : Julianda
Editor : Rieqhe

 

Berita Lain 😕Program Bantuan Subsidi Bunga Pinjaman 0 Persen Untuk UMKM Banyak Diminati

 

‘Siapa / Danakirtimedia